NAMA KELOMPOK:
1.
FANY FEBRIYANTI (13213211)
2.
FUSI WINDI HAQIMA (13213604)
3.
NOVICA RATNASARI (16213550)
4.
SYFA DEWI AMALIA (18213755)
MATA KULIAH:
ETIKA BISNIS
BAB I
DEFINISI ETIKA BISNIS, HAKIKAT, ETIKA MORAL, HUKUM,
AGAMA, SERTA KLASIFIKASI ETIKA DAN KONSEP ETIKA
1.
Hakikat mata kuliah
etika bisnis
Menurut
Drs. O.P. Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas
asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut
moral.
Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem ekonomi, struktur dan bisnis.
Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem ekonomi, struktur dan bisnis.
Contoh
praktek etika bisnis yang dihubungkan dengan moral:
Uang milik perusahaan tidak boleh diambil atau ditarik oleh setiap pejabat perusahaan untuk dimiliki secara pribadi. Hal ini bertentangan dengan etika bisnis. Memiliki uang dengan cara merampas atau menipu adalah bertentangan dengan moral. Pejabat perusahaan yang sadar etika bisnis, akan melarang pengambilan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi, Pengambilan yang terlanjur wajib dikembalikan.
Pejabat yang sadar, disebut memiliki kesadaran moral, yakni keputusan secara sadar diambil oleh pejabat, karena ia merasa bahwa itu adalah tanggungjawabnya, bukan saja selaku karyawan melainkan juga sebagai manusia yang bermoral.
Uang milik perusahaan tidak boleh diambil atau ditarik oleh setiap pejabat perusahaan untuk dimiliki secara pribadi. Hal ini bertentangan dengan etika bisnis. Memiliki uang dengan cara merampas atau menipu adalah bertentangan dengan moral. Pejabat perusahaan yang sadar etika bisnis, akan melarang pengambilan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi, Pengambilan yang terlanjur wajib dikembalikan.
Pejabat yang sadar, disebut memiliki kesadaran moral, yakni keputusan secara sadar diambil oleh pejabat, karena ia merasa bahwa itu adalah tanggungjawabnya, bukan saja selaku karyawan melainkan juga sebagai manusia yang bermoral.
Contoh
tidak memiliki kesadaran moral:
Seorang
berdarah dingin di jalan juanda, Jakarta yang asangat ramai itu menodong dengan
clurit dan merampas harta milik seseorang. Baginya menodong itu merupakan
kebiasaan dan menjadi profesinya. Apakah ada kesadaram moral bahwa perbuatan
itu bertentangan dan dilarang oleh ajaran agama, hukum dan adat? Sejak
kecil ia ditingggalkan oleh ibu bapaknya akibat perceraian, ia bergaul dengan
anak gelandangan,pencuri. Sesudah dewasa menjadi penodong ulung. Ia menodong
atau membunuh tanpa mengenal rasa takut atau berdosa, bahkan sudah merupakan
suatu profesi.
2.
Definisi etika bisnis
Etika
bisnis adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan
bisnis yang mencakup seluruh aspek yang masih berkaitan dengan personal,
perusahaan ataupun masyarakat. atau bisa juga diartikan pengetahuan tentang
tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan
norma dan moralitas yang berlaku secara universal secara ekonomi maupun sosial.
Dalam
menerapkan etika dalam berbisnis kamu harus memperhatikan norma dan moralitas
yang berlaku di dalam masyarakat. Disamping itu etika bisnis juga bisa
diterapakan dan dimunculkan dalam perusahaan sendiri karena memiliki
keterkaitan dengan profesional bisnis. Perusahaan menyakini prinsip bisnis yang
baik adalah yang memperhatikan etika-etika yang berlaku, seperti menaati hukum
dan peraturan yang berlaku.
Sedangkan Menurut
Velasques pengertian etika bisnis adalah merupakan studi yang dikhususkan
mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar
moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
3.
Etika Moral, hukum dan
agama dalam bisnis
Moralitas
adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan
salah, atau baik dan jahat. Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki
mengenai jenis-jenis tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral,
dan nilai-nilai yang kita terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara
moral baik atau secara moral buruk. Norma moral seperti “selalu katakan
kebenaran”, “membunuh orang tak berdosa itu salah”. Nilai-nilai moral biasanya
diekspresikan sebagai pernyataan yang mendeskripsikan objek-objek atau
ciri-ciri objek yang bernilai, semacam “kejujuran itu baik” dan “ketidakadilan
itu buruk”. Standar moral pertama kali terserap ketika masa kanak-kanak dari
keluarga, teman, pengaruh kemasyarakatan seperti gereja, sekolah, televisi,
majalah, music dan perkumpulan.
Hakekat
standar moral :
Standar
moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius
atau benar-benar akan menguntungkan manusia.
Standar
moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan otoritatif
tertentu.
Standar
moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk (khususnya)
kepentingan diri.
Standar
moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.
Standar
moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
Standar
moral, dengan demikian, merupakan standar yang berkaitan dengan persoalan yang
kita anggap mempunyai konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang baik
bukan otoritas, melampaui kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang
tidak memihak, dan yang pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah
dan malu dan dengan emosi dan kosa kata tertentu.
Seperti
pengertian moralitas di atas, bahwa apabila kita membicarakan sebuah moral maka
erat keterkaitannya dengan hukum, agama dan kebudayaan. Dalam kehidupan
sehari-hari moral harus di lakukan sebagai pendorong agar berperilaku baik.
Begitu pula dengan kaitannya etika moral dalam suatu bisnis. Apabila mempunyai
sebuah moral yang baik maka akan memberi dampak yang baik dalam sebuah
perkembagan bisnis tersebut serta dapat menjalani hubungan yang baik dengan
relasi yang juga baik dan bermoral. Moral di dapat dari sebuah orang yang
mengetahui ajaran agama dan suatu budaya. Sebuah agama telah mengatur seseorang
dalam melakukan segala hal termasuk berhubungan dengan orang yang mempunyai
sebuah pekerjaan dalam bidang bisnis. Sebuah moral yang dapat di aplikasikan
dalam sebuah etika bisnis yaitu sebuah kejujuran. Apabila sebuah bisnis
dilandasi dengan sebuah kejujuran dalam setiap transaksi ataupun pengambilan
sebuah keputusan maka akan sangat memberikan kepuasan bagi kedua belah pihak
yang saling terkait dalam sebuah bisnis.
4.
Klasifikasi Etika
Kebutuhan
hidup manusia semakin hari dirasakan semakin meningkat sejalan dengan perubahan
dan perkembangan pola hidup masyarakatnya. kehidupan manusia yang pada mulanya
masih sangat sederhana hanya menggantungkan pada hasil-hasil alami yang
tersedia didalam dirinya sendiri maupun dengan memanfaatkan apa yang telah ada
di alam sekitamya. Pada saat inipun kebutuhan hidup manusia masih sangat
sederhana. Manusia dalam masyarakat primitif baru memiliki kebutuhan ekonomi
vang sederhana terutama berupa kebutuhan dasar yang bersifat jasmaniah yaitu:
1. Makan, minum dan pakaian
2. Kebutuhan akan tempat tinggal
3. Kebutuhan akan istirahat
semua
kebutuhan tersebut dapat dipenuhi secara alami.
Dengan
demikian semakin hari semakin meningkat pengenalan manusia tentang alam
sekitamya, bertambah jumlah penghuni alam juga menipisnya ketersediaan bahan
kebutuhan manusia serta timbulnya berbagai gangguan dan hambatan dalam hidup,
maka masyarakat itu mulai menyadari pentingnya mencari upaya untuk mengatasi
rasa tidak aman tersebut, mereka menjadi saling memerlukan untuk bekerja sama
mengatasi kesulitan hidup mereka. Dengan per-kembangan pola kehidupan ini, maka
kebutuhan manusia makin meningkat, yang meliputi:
1. Kebutuhan
jasmaniah makan, minum, pakaian rumah dan istirahat.
2. Kebutuhan
rohaniah rasa aman, harga diri dan penghiburan.
3. Kebutuhan
social kasih sayang dari sesamamanusia, persahabatan dan pengakuan orang lain.
5.
Konsep Etika
Konsep
etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan). Menurut
Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang
mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh
jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara karyawannya berpakaian,
berbicara, melayani tamu dan pengaturan kantor.
Dasar
pemikiran:
Suatu
perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut memiliki pasar,
dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya.
Agar
perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:
1.
Intern, misalnya masalah perburuhan
2.
Ekstern, misalnya konsumen dan persaingan
3.
Lingkungan, misalnya gangguan keamanan
Pada
dasarnya ada 3 hal yang dapat membantu perusahaan mengatasi masalah di atas
yaitu:
1.
Perusahaan tersebut harus dapat menemukan sesuatu yang baru.
2.
Mampu menemukan yang terbaik dan berbeda
3.
Tidak lebih jelek dari yang lain
Untuk
mewujudkan hal tersebut perlu memiliki nilai-nilai yang tercermin pada:
1.
Visi
2.
Misi
3.
Tujuan
4.
Budaya organisasi
Referensi:
https://www.google.co.id/search?q=Hakekat%20mata%20kuliah%20etika%20bisnis&gws_rd=ssl
thanks..
ReplyDeleteAgen Poker Terpercaya